Polusi atau
pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Anthropoda
Arthropoda merupakan hewan triplobastik selomata.
Selain kakinya beruas-ruas, tubuhnya pun beruas-ruas. Di samping itu, tubuh
Arthropoda juga mempunyai rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari bahan
kitin. Kerangka luar ini bersendi dan berfungsi menutupi dan melindungi
alat-alat dalam serta memberi bentuk tubuh.
Rangka luar yang keras pada Arthropoda ini tidak membesar
mengikuti pertumbuhan tubuhnya. Oleh karenanya, selama pertumbuhan Arthropoda
mengalami pengelupasan eksoskeleton. Setelah pengelupasan eksoskeleton lama,
eksoskeleton baru akan terbentuk kembali seiring pertumbuhan Arthropoda
tersebut. Pengelupasan ini disebut juga ekdisis. Arthropoda mempunyai sistem
pencernaan yang sudah lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan, usus, dan anus.
Pernapasan hewan ini dapat dengan menggunakan insang, trakea, permukaan tubuh,
atau dengan menggunakan paru-paru buku.
Arthropoda melakukan reproduksi secara seksual maupun aseksual. Untuk sistem reproduksinya Arthropoda merupakan hewan yang menghasilkan gamet jantan dan betina pada individu yang berbeda.
Arthropoda melakukan reproduksi secara seksual maupun aseksual. Untuk sistem reproduksinya Arthropoda merupakan hewan yang menghasilkan gamet jantan dan betina pada individu yang berbeda.
Secara aseksual dilakukan dengan cara partenogenesis dan
paedogenesis. Partenogenesis adalah peristiwa reproduksi tanpa
adanya pembuahan oleh individu jantan, sedangkan paedogenesis adalah reproduksi
yang terjadi pada individu muda (bukan dewasa), misalnya pada larva. Sistem
reproduksi hewan ini sudah terpisah. Artinya hewan jantan dan hewan betina
terdapat pada individu yang berbeda. Berdasarkan persamaan dan perbedaan
struktur tubuhnya, Arthropoda dikelompokkan lagi menjadi 5 kelas, yaitu Crustacea, Insekta, Diplopoda, Chilopoda, dan Arachnida. Selanjutnya,
pembahasan akan dilakukan untuk setiap kelas. Pada anggota classis Insecta, ada
yang menarik, yaitu pada masa hidupnya mengalami perubahan bentuk dari larva
hingga dewasa. Perubahan bentuk dalam pertumbuhan insecta ini dinamakan
metamorfosis.
Tabel Ciri-ciri kelas Arthropoda
Ciri-ciri Umum Hewan Arthropoda- Arthropoda berasal dari kata arthros
yang berarti sendi atau ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi,
Arthropoda berarti hewan yang mempunyai kaki beruas-ruas. Dilihat dari jumlah
spesies ataupun jumlah individunya, Arthropoda merupakan kelompok hewan yang
mempunyai jumlah paling besar. Kelompok hewan ini dapat ditemukan hampir di
semua habitat, yaitu di air, di darat, maupun di tanah. Macam-macam Arthropoda
dapat dilihat pada Gambar 8.20. Hewan ini sering dianggap berkerabat dekat
dengan Annelida.
Arthropoda tanah
dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya di dalam tanah sebagai penghancur,
predator, herbivor dan pemakan fungi (Moldenke, 2001).
1. Penghancur
Beberapa
arthropoda besar di atas permukaan tanah biasanya sebagai penghancur. Mereka
mengunyah bahan-bahan tumbuhan yang telah mati, sekaligus juga memakan bakteri
dan fungi yang menempel di permukaan tanaman. Jenis yang paling melimpah pada
kelompok ini adalah lipan, kutu, rayap dan tungau (mite). Dalam tanah
pertanian, kelompok arthropoda ini dapat menjadi hama karena memakan akar
tanaman yang masih hidup jika bahan-bahan makanan yang telah mati kurang
mencukupi (Moldenke, 2001).
2. Predator dan Parasit
Beberapa
arthropoda tanah adalah predator dan parasit. Predator dan mikropredator dapat
disebut generalis, yaitu memakan beberapa tipe mangsa yang berbeda atau
spesialis, yaitu hanya berburu satu tipe mangsa. Predator meliputi kelabang,
laba-laba, kumbang tanah, kalajengking, laba-laba serigala, pseudoscorpion,
semut dan tungau. Beberapa predator memakan hama tanaman diantaranya kumbang
dan tawon parasit telah dikembangkan untuk biokontrol komersial (Moldenke,
2001).
3. Herbivora
Beberapa
arthropoda yang menghabiskan hidupnya di dalam tanah seperti kumbang,
symphylans, cicadas, mole-crikets, lalat centhomyiid adalah
herbivora dan dapat menjadi hama tanaman. Jumlah herbivora ini cukup besar dan
menyebabkan kerusakan pada akar atau bagian tanaman lainnya (Moldenke, 2001).
4. Pemakan Fungi
Beberapa arthropoda
seperti springtail, beberapa tungau, silverfish memakan fungi dan juga
beberapa jenis bakteri. Mereka menggaruk dan memakan bakteri dan fungi yang ada
di permukaan akar. Sejumlah besar fraksi nutrient bagi tumbuhan dihasilkan oleh
fauna pemakan mikroba ini (Moldenke, 2001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar